Adapun mata Israel telah kabur karena tuanya, jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya. (Kejadian 48:10)
Sebelum menutup mata, Yakub yang telah buta sempat bertemu dan berkumpul lagi dengan Yusuf, anaknya yang hilang. Ia memberkati dua cucu dari anaknya itu. Yusuf menempatkan Manasye, anak sulungnya, di sebelah kanan Yakub, sedangkan Efraim, anak bungsunya, di sebelah kiri Yakub. Maksudnya, biarlah si sulung mendapatkan berkat yang lebih besar daripada adiknya. Tetapi, Yakub menyilangkan kedua tangannya sehingga Efraimlah yang memperoleh berkat tangan kanan Yakub. Yusuf sudah memperingatkan ayahnya, tetapi Yakub melakukannya berdasarkan kehendak Tuhan.
Kondisi Yakub sama dengan Ishak, ayahnya, ketika memberkati dirinya dan Esau (lihat Kej. 27:1). Keduanya sama-sama sudah buta rabun. Bedanya, Ishak tidak peka dalam mengenali anaknya, sedangkan Yakub dapat membeda-bedakan cucunya (ay. 17). Kebutaan mata tidak memburamkan nurani Yakub. Ia tahu Efraim yang akan mendapatkan berkat dari tangan kanannya. Ia pun memberkati menurut rencana dan kehendak Tuhan.
Orang percaya diberi mata rohani, kepekaan terhadap rencana dan kehendak Tuhan. Dalam persekutuan dengan-Nya, mata rohani kita akan terbuka, tahu membedakan mana yang berguna dan yang tidak berguna. Sayangnya, masih banyak orang percaya yang rabun secara rohani, tidak belajar untuk taat kepada firman Tuhan, sehingga tidak bisa melihat rencana Tuhan yang begitu indah bagi hidupnya. Mintalah Roh Kudus untuk melatih kita mengikuti kehendak Tuhan, menyelaraskan langkah hidup kita dengan pimpinan-Nya.—JAP
MATA ROHANI YANG TERANG MENJADIKAN KITA MANTAP
DALAM MENGIKUTI PIMPINAN TUHAN